Rabu, 30 April 2014

Teori Kepribadian Humanistik :Essay


ESSAY
TEORI KEBRIBADIAN HUMANISTIK
ABRAHAM MASLOW
Oleh : Dzurrotun A’inin Fai’izah
NIM : D32212602
Maslow dilahirkan pada tahun 1908 di Brooklyn, New York.  Maslow belajar hukum di City Collage of New York, setelah tiga semester belajar disana dia pindah ke Cornell lalu kembali lagi ke City Collage of New York.
Dia menikah dengan Bertha Goodman dan dikarunia dua orang putri. Kemudian dia dan Bertha  pindah ke Wisconsin agar bisa masuk ke University of wisconsin, di sinilah ketertarikannya pada bidang spsikologi mulai tumbuh, sehingga perjalan akademisnya berubah secara dramatis. Setahun setelah lulus dia kembali ke New York untuk bekerja dengan E.L. Thorndike di Columbia, di mana dia mulai melakukan penelitian tentang seksualitas manusia.
Tahun 1951, Maslow menjabat sebagai ketua departemen psikologi di Brandles selama 10 tahun. Disinlah dia bertemu dengan Kurt Goldstein dan mulai menulis karya-karya teoritisnya sendiri. Di sini, dia juga mulai mengembangkan konsep psikologi humanistik, konsep yang baginya jauh lebih penting ketimbang usaha-usaha teoritisnya.
Dia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya dia mendapat serangan jantung dan meninggal pada tanggal 8 Juni 1970.[1]
Karya-karya Abraham Maslow antara lain:
Ø  Toward a psychology of being (1968)
Ø  Motivation and Personality (1970)
Ø  The Further Reaches of Human Nature (1971)
Pada awal kariernya Maslow meneliti seekor monyet, pada saat itu ada sesuatu yang menarik yaitu adanya kebutuhan tertentu yang lebih di dahulukan dari pada lainnya. Misalnya, kalau anda merasa lapar dan haus, maka pasti anda akan mengatasi rasa haus itu terlebih dahulu, karena mungkin saja bisa tidak dimakan selama seminngu, tapi jangan coba-coba tidak minum selama dua hari. Ternyata rasa haus itu “Lebih Kuat” dibandingkan dengan lapar.
Dengan begitu Maslow mengembangkan gagasan tersebut yang dikenal sebagai “Hierarki Kebutuhan”. Hierarki kebutuhan di bagi menjadi tujuh di antaranya[2]:
1.      Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar, suatu kebutuhan yang berfungsi untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, seperti makanan, minuman, istirahat dan oksigen. Dalam memenuhi kebutuhan fisiologis kita harus mampu menjaga diri kita sendiri, seperti menjaga kesehatan dan yang lainnya. Apabila kebutuhan fisiolgis kurang terpenuhi maka fungsi untuk mempertahankan hidup dapat terhambat.
2.      Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan ini sangat penting bagi setiap orang, Pada anak kebutuhan ini akan merasa aman apabila tampak dengan jelas, karena mereka suka mereaksi secara lansung apabila sewaktu-waktu ada sesuatu yang mengancam dirinya. Untuk orang dewasa kebutuhan ini memotivasinya untuk kerja, menabung dan menjadi orang dewasa yang sehat mentalnya. Dengan menanamkan rasa aman pada diri kita, maka kita akan merasa lebih nyaman. Jika rasa aman tersebut kurang ditanamakan pada diri kita, kita akan takut untuk melakukan suatu hal yang kita ingin lakukan.
3.      Kebutuhan Kasih Sayang
Kebutuhan ini dapat diekspresikan dalam berbagai cara, seperti: persahabatan,percintaan atau pergaulan yang luas. Kasih sayang sangat berperan dalam berbagai segi, baik dalam sekolah, keluarga, masyarakat dan lain sebagainya. Rasa kasih sayang sangat diperlukan karena hal itu dapat mendorong diri kita menjadi pribadi yang kita inginkan. Seperti contoh disekolah setiap guru harus memberikan kasih sayang kepada murid-muridnya, karena dengan hal itu mereka akan merasa aman, dan senang.
4.      Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi dua kategori yaitu: (a). Harga diri yang meliputi; kepercayaan diri, prestasi dan kebebasan, (b). Penghargaan dari orang lain yang meliputi; pengakuan,perhatian, respek dan status (kedudukan). Sikap saling menghargai itu dibutuhkan, baik untuk diri kita maupun orang lain, dengan sikap menghargai seseorang itu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu. Rasa percaya diri juga sangat penting, apabila kita tidak memiliki rasa percaya diri, kita tidak akan dapat bersosialisasi dengan orang lain.
5.      Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan ini diekspresikan sebagai kebutuhan untuk memahami, menganalisis dan mencari suasana atau sesuatu baru dan menelitinya. Rasa ingin tahu juga sangat penting dalam kehidupan, karena dengan rasa tersebut, seseorang itu dapat menemukan hal-hal yang baru yang sebelumnya kita belum mengetahui/mengerti. Karena rasa ingin tahu manusia itu sangat besar. Seperti contoh, Kita berfikir apa kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri kita, maka kita akan terus mencari tahu sampai kita menemukan kekurangan dan kelebihan yang selama ini kita tidak mengetahuinya.
6.      Kebutuhan Estetika
Merupakan ciri orang yang sehat mentalnya. Dengan kebutuhan ini manusia dapat mengembangkan kretaifitasnya. Oarang yang sehat akal maupun mental, seseorang tersebut pasti akan memikirkan apa yang akan mereka lakukan dalam mengembangkan kreatifitasnya untuk menuju kepribadian dirinya sendiri
7.      Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini merupakan puncak dari hirarki kebutuhan manusia yaitu perkembangan potensi dan kapasitas secara penuh.
            Manusia adalah makhluk yang kreatif yang dikendalikan bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran psikonalisis, melainkan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihanya sendiri. Pada tahun 1985 Maslow menamakan psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga”, di samping psikologi behavioristik dan psikonalisis sebagai kekuatan pertama dan kedua.[3]
Pandangan Maslow tentang hakikat manusia itu bersifat optimistik, bebas berkehendak, sadar dalam memilih, unik, dapat mengatasi pengalaman masa kecil dan baik. Menurutnya kebribadian itu dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan. Pada teori ini manusia berusaha untuk mengembangkan motivasi yang ada dalam dirinya sendiri dengan melalui beberapa tahap. Setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih, menetukan tindakannya dan nasibnya atas eksistensinya sendiri. Kita harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dasar terlebih dahulu sebelum berusaha memenuhi kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi juga merupakan kebutuhan motivasi, dimana para individu dapat mengembangkan potensinya dan menjadi diri sendiri.
Mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan potensinya dan kreatifitasnya, dengan memperhatikan lingkungan disekitarnya. Mereka juga berada dalam keadaan menjadi yaitu spontan dan senang dalam mengekspresikan potensinya. Maslow yakin bahwa orang yang memiliki potensi dan kreatif, juga memiliki kesempatan dan mereka dalam lingkungan yang memungkinkan akan dapat mengungkapkan segenap potensinya dan kreatifitasnya
Bahwa dalam diri seseorang dibutuhkan motivasi yang besar  dan semangat yang tinggi, serta visi dan misi dan tak lupa percaya diri. Dan hal tersebut biasanya tergantung pula pada pendidiknya, oleh karena itu seorang pendidik dituntut untuk kreatif dan profesional yang memberi rasa aman dan nyaman dalam setiap kegiatan pembelajaran sehingga membawa kesuksesan pada dirinya dan peserta didiknya.
Dalam bukunya yang berjudul Motivation and Personalty yang menekankan pada sifat-sifat yang ada pada mansuia. Karena itu psikologi humanistik mengarahkan perhatiannya pada “humanisme” psikologi, yang menekankan keunikan manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Boeree, C. George, 2006, Personality Theories, cet. IV. Jogyakarta: Prismashopie.
Prof. Dr. Yusuf LN, MPd., Syamsu, 2008, Teori Kepribadian, cet. 2. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Prof. Dr. Walgito, Bimo, 1980, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: ANDI.



[1] Dr. C. George Boeree.,Personality Theories , (Jogjakarta: PRISMASOPHIE, 2006), hlm. 2276-277.
[2] Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN, M.Pd., Teori Kebribadian, ( Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA,2008) hlm. 156
[3] Prof. Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikolgi Umum, (Yogyakarta: ANDI, 1980), hlm.63.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar