Pengertian Hidrolisis Garam
Hidrolisis (hidro= air, Lisis= penguraian)
Hidrolisis= Penguraian garam dalam air H₂O) yang menghasilkan asam ataupun basa dan berasal dari asam lemah maupun basa lemah.
Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya
Keterangan:
1.Bukan hidrolisis
2.Hidrolisis parsial
3.Hidrolisis parsial
4.Hidrolisis total
Catatan:
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dan bersifat netral.
Hidrolisis adalah reaksi kimia yang memecah molekul air (H2O)
menjadi kation hidrogen (H+) dan anion hidroksida (OH−)
melalui suatu proses kimia. Proses ini biasanya digunakan untuk memecah polimer tertentu, terutama yang dibuat melalui
polimerisasi tumbuh bertahap (step-growth polimerization).Hidrolosis
berbeda dengan hidrasi. Pada hidrasi, molekul tidak terpecah menjadi dua senyawa baru.Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dan bersifat netral.
Hidrolisis
Garam dalam Kehidupan Sehari-Hari
Agar tanaman tumbuh dengan baik, maka pH tanaman harus
dijagam pH tanah di daerah pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya.
Oleh karena itu diperlukan pupuk yang dapat menjaga pH tanah agar tidak terlalu
asam atau basa. Biasanya para petani menggunakan pelet padat (NH 4 )
2 SO 4 untuk menurunkan pH tanah. Garam (NH 4 )
2 SO 4 bersifat asam, ion NH 4 + akan
terhidrolisis dalam tanah membentuk NH 3 dan H + yang
bersifat asam.
Kita juga sering memakai bayclin atau sunklin untuk
memutihkan pakaian kita. Produk ini mengandung kira-kira 5 % NaOCl yang sangat
reaktif sehingga dapat menghancurkan pewarna, sehingga pakaian menjadi putih
kembali. Garam ini terbentuk dari asam lemah HOCl dengan basa kuat NaOH. Ion
OCl - terhidrolisis menjadi HOCl dan OH -, sehingga garam
NaOCl bersifat basa.
Menentukan pH Larutan Garam
Garam yang
mengalami hidrolisis membentuk suatu reaksi kesetimbangan. Pada reaksi
kesetimbangan anion basa atau kation asam, akan dibebaskan OH - atau
H + . Ion OH - dan ion H + inilah yang dapat
menentukan apakah larutan tersebut bersifat asam, basa atau netral. Karena
hidrolisis garam merupakan reaksi refersibel (bolak-balik), maka reaksi ini
mempunyai tetapan kesetimbangan yang disebut tetapan hidrolisis (Kh). Besarnya
Kh bergantung pada harga tetapan ionisasi asam (Ka) atau tetapan ionisasi basa
(Kb). Tetapan hidrolisis dapat digunakan untuk menentukan pH larutan garam.
1. Garam dari
Asam Kuat dengan Basa Kuat
Garam yang
berasal dari asam kuat dan basa kuat jika dilarutkan dalam air menunjukkan
reaksi netral, karena anion maupun kationnya masing-masing tidak ada yang
bergabung dengan ion hidrogen atau hidroksida. Untuk menentukan produk yang
sangat sedikit berdisosiasi. Karena itu kesetimbangan air tidak terganggu.
H 2
O (l) → H + (aq)
+ OH - (aq)
Karena
konsetrasi H + dan OH - dalam larutan sama, maka larutan
bersifat netral (pH=7)
Contoh :
Contoh
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna
membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H + dan Cl
- . Masing-masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis
sebagai berikut.
KCl (aq) → K + (aq) + Cl
- (aq)
K + (aq) + H 2
O (l) →
Cl - (aq) + H
2 O (l) →
2. Garam dari
Asam Kuat dengan Basa Lemah
Jika garam yang
berasal dari asam kuat dengan basa lemah dilarutkan ke dalam air, maka larutan
tersebut bersifat asam (pH < 7). Kation asam (BH + ) dari garam
bereaksi dengan air yang menghasilkan ion H 3 O + .
BH +
(aq) + H 2 O (l) → B (aq) + H 3 O + (aq) .
Reaksi ini
mempunyai tetapan hidrolisis (Kh) sebagai berikut.
Konsentrasi BH + semula, sama
dengan konsentrasi garamnya. Jika konsentrasi BH + mula-mula sebesar
M dan hidrolisis sebesar α, maka konsentrasi semua komponen dalam persamaan
tersebut adalah:
Karena nilai α sangat kecil, maka besarnya
α pada M-α diabaikan, sehingga untuk M-α = M. Besarnya konsentrasi B dan H
3 O + adalah sama. Karena H 3 O + dapat
diganti H +, persamaan tetapan hidrolisis dapat ditulis.
Suatu basa dapat mengalami kesetimbangan sebagai berikut.
B
(aq) + H 2 O (l) → BH + (aq) +
OH - (l)
Selanjutnya konsentrasi ion H +
dapat ditulis:
Keterangan:
Kh : tetapan hidrolisis
Kw : tetapan kesetimbangan air
Kb : tetapan ionisasi basa
[BH + ] : konsentrasi kation dari garam
Kh : tetapan hidrolisis
Kw : tetapan kesetimbangan air
Kb : tetapan ionisasi basa
[BH + ] : konsentrasi kation dari garam
Contoh :
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang
terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH 3 . HCl akan
terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl - sedangkan NH
3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 +
dan OH - . Anion Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat
terhidrolisis, sedangkan kation NH 4 + berasal dari basa
lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) → NH 4 +
(aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2
O (l) →
NH 4 + (aq) + H 2
O (l) →
NH 3 (aq) + H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 +
) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H
3 O + ) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi
ditulis:
BH + + H 2 O → B + H 3 O +
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang berasal dari asam lemah dengan basa kuat jika
dilarutkan dalam air maka larutan tersebut bersifat basa (pH > 7). Anion
basa (A - ) dari garam bereaksi dalam air yang menghasilkan ion OH
- .
A - (aq) + H 2 O (l)
→ HA (aq) + OH -
(aq)
Reaksi ini mempunyai tetapan hidrolisis sebagai berikut.
Konsentrasi A - semula sama
dengan konsentrasi garamnya. Jika konsentrasi A - mula-mula sebesar
M dan terhidrolisis sebesar α, maka untuk konsentrasi semua komponen dalam
persamaan tersebut adalah:
Karena nilai α relatif kecil (dapat diabaikan) sehingga nilai
(M-α) sama dengan M.
Asam lemah akan terionisasi menjadi:
HA →
H + + A -
Konsentrasi HA sama dengan konsentrasi OH -,
sehingga diperoleh persamaan tetapan:
Selanjutnya konsentrasi OH -
dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan:
Kh : tetapan hidrolisis
Kw : tetapan kesetimbangan air
Ka : tetapan ionisasi asam
[A-] : konsentrasi anion dari garam
Contoh :
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam
lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH akan
terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na +
. Anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat
terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang
tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO
- (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2
O (l) →
CH 3 COO - (aq) + H 2
O (l) →
CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO ‑ )
merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH ‑
yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O → HA + OH -
4. Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika
dilarutkan dalam air dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung pada
kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya. Larutan garam ini akan
terhidrolisis sempurna baik kation [BH + ] maupun anionnya [A -
].
Tetapan hidrolisis (Kh) dari hidrolisis di
atas dapat ditulis sebagai berikut.
Selanjutnya untuk menghitung [H
+ ] adalah sebagai berikut.
Kh : tetapan
hidrolisis
Kw : tetapan
kesetimbangan air
Ka : tetapan
ionisasi asam
Kb : tetapan
ionisasi basa
Contoh :
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3
akan terbentuk garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam air
membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3 dalam
air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN - dan
kation asam NH 4 + dapat terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) → NH 4 +
(aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq) + H 2
O → NH 3(aq) + H 3
O (aq) +
CN - (aq) + H 2 O (e)
→ HCN (aq) + OH -
(aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa
penyusunnya (Ka dan Kb)
- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah
dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat
basa.
- jika Ka > Kb (asam lebih kuat
dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dalam larutan
bersifat asam.
- Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya
dengan basa) maka larutan bersifat netral.
Konsep
Hidrolisis Garam
Pencampuran larutan asam dengan
larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam dapat
bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen
asam dan basanya. Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam
lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, atau asam lemah dengan
basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari kekuatan
asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan
oleh sebagian garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian
garam bereaksi dengan air ini disebut hidrolisis (hidro yang berarti air
dan lisis yang berarti peruraian).
1. Garam
dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi
membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat
yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini
sama dengan 7.
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa
Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat
dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini
mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat
asam, pH <7.
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa
Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah
dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung
anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH >
7).
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa
Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat
membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation
maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat
asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation
terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar